Oleh: Pewarta IFA – IfaupdateNews.com
JUMAT KLIWON, 14 November 2025 — Di tengah derasnya arus modernisasi dan dinamika sosial-politik yang kian kompleks, masyarakat kembali diingatkan pada nilai dasar kehidupan: kebajikan, kejujuran, dan keteguhan hati dalam menjaga martabat bangsa. Momen Jumat Kliwon kali ini terasa berbeda. Selain memiliki makna spiritual dalam tradisi Jawa, hari ini mengandung pesan kuat tentang kembalinya manusia pada jati diri, sebagaimana terekam dalam berbagai pranata budaya Nusantara.
Sejak pagi, masyarakat memaknai hari ini sebagai momentum refleksi. Dalam perhitungan Jawa, Jumat (6) dan Kliwon (8) melahirkan neptu 14, yang melambangkan Lintang, sebuah simbol tentang arah hidup yang harus kembali pada terang budi dan kejernihan batin. Pranatamangsa menempatkan hari ini dalam fase Kanem, masa yang menggambarkan keteguhan, kesucian, sekaligus ujian kedewasaan seseorang.
Candranya, Rasa Mulya Kasucian, menegaskan bahwa kemuliaan sejati hanya lahir dari hati yang bersih. Windu Sancaya serta lambang Langkir menuntun manusia agar tak hanya menjaga dirinya, tetapi juga lingkungan sosial yang kian rapuh oleh polarisasi, hedonisme, dan degradasi moral.
Seruan Kebajikan di Tengah Krisis Nilai
Dalam pesan budaya yang berkembang hari ini, terselip sebuah falsafah penting:
"Tumindak becik, lair saka ati kang taat piwulang luhur."
Perbuatan baik lahir dari hati yang tunduk pada ajaran kebaikan.
Di era ketika arus informasi bercampur hoaks, sensasi, dan kepentingan politik, falsafah ini menjadi tamparan keras. Banyak yang pandai berkata, tetapi lemah dalam menjalankan. Pandai mengajarkan moral, namun terperosok dalam penyimpangan. Masyarakat kini merindukan keteladanan, bukan sekadar pernyataan.
Bangsa Kuat Dimulai dari Individu yang Sadar Jati Diri
Dalam konteks kebangsaan, momentum ini juga menjadi pengingat agar masyarakat kembali meneguhkan identitasnya sebagai bagian dari NKRI. Di tengah berbagai tantangan moral, korupsi, narkoba hingga sikap apatis terhadap kehidupan bernegara, ajakan untuk kembali ke jati diri bangsa merupakan alarm penting.
Seruan “Hidup sehat tanpa narkoba dan kembali ke jati diri NKRI Haqqul Yaqin” menggugah kesadaran publik bahwa kehancuran paling berbahaya bukan datang dari luar, melainkan dari hilangnya karakter bangsa itu sendiri.
Bangsa yang tak mengenal dirinya, tak akan mampu berdiri. Bangsa yang meninggalkan nilai luhur, kehilangan arah. Dan bangsa yang membiarkan degradasi moral berlangsung tanpa perlawanan, sedang menggali kuburnya sendiri.
Membangun Kesadaran Kolektif
Hari ini bukan sekadar ritual budaya atau rangkaian kalender tradisional. Jumat Kliwon 14 November 2025 menjadi momen bagi seluruh elemen masyarakat untuk berhenti sejenak—merenungi perjalanan hidup, memperbaiki diri, dan bersama-sama memperkuat pilar-pilar kebangsaan.
Dengan penuh harapan, masyarakat menitipkan doa:
Semoga bangsa ini tetap teguh, sehat, selamat, dan berada dalam lindungan rahmat serta hidayah Alloh SWT.
Pewarta: ifa
